Vietnam Alami Krisis Demografi Terancam Jumlah Kelahiran Anjlok Tingkat kelahiran merosot rekor terendah pada 2024
dengan tingkat kesuburan yang juga turun menjadi 1,91 anak per perempuan.
Ini menandai tahun ketiga berturut-turut angka tersebut berada di bawah tingkat penggantian 2,1 — dan ini terjadi dengan
latar belakang ekonomi yang berkembang pesat.
Dikutip dari laman DW Indonesia, Kamis (23/1/2025) populasi Vietnam saat ini berkisar sekitar 100 juta orang Kantor Berita
Vietnam mengutip Wakil Direktur Otoritas Kependudukan
Vietnam Alami Krisis Demografi
Kementerian Kesehatan Vietnam, Pham Vu Hoang, yang mengatakan bahwa jumlah penduduk mulai menurun pada pertengahan abad ini.
Pusat-pusat perkotaan sudah merasakan dampaknya. Menurut kantor berita Vietnam, Kota Ho Chi Minh sebagai pusat ekonomi di bagian
selatan negara tersebut, mengalami penurunan tingkat kesuburan dari 1,39 anak per perempuan pada 2022 menjadi hanya 1,32 pada 2023,
dan kemungkinan akan turun lebih rendah.
Sebagai tanggapan, Dewan Rakyat kota tersebut baru-baru ini menerapkan langkah-langkah untuk mendorong tingkat kelahiran yang lebih
tinggi, termasuk bantuan untuk wanita di bawah 35 tahun dengan dua anak dan tunjangan kecil untuk pemeriksaan kehamilan untuk keluarga berpenghasilan rendah.
Baru-baru ini mereka mengumumkan rencana untuk meningkatkan upaya tersebut, dengan harapan dapat menurunkan tingkat kesuburan menjadi 1,6 pada tahun 2030.
Media pemerintah sebelumnya telah memperingatkan adanya “bom waktu demografis”.
Secara terpisah, laporan Generation Myths & Realities 2024 dari Ipsos, sebuah perusahaan riset pasar, menyoroti dampak ekonomi dari
krisis populasi yang membayangi. Laporan tersebut mengatakan bahwa hal ini menghadirkan “tantangan dan peluang bagi industri dan bisnis.”
Vietnam adalah primadona bagi para investor Barat yang ingin melakukan diversifikasi dari China, tapi sejauh ini bisnis Barat tampak tidak
peduli dengan berita tersebut.
Negara Asia Selatan ini terus berkembang pesat, dengan kenaikan PDB sebesar 7 persen tahun lalu. Sementara investasi asing turun tiga persen
dari tahun ke tahun menjadi USD 38 miliar atau sekitar Rp620 triliun, Vietnam diposisikan untuk menerima banyak modal dari Barat jika Amerika Serikat
dan China meningkatkan ketegangan perdagangan di bawah Presiden Donald Trump.
Para pakar industri mengatakan bahwa pemerintah Vietnam perlu fokus pada isu-isu penting dalam reformasi ekonomi jika negara ini ingin terus menarik investor.