Helikopter Polisi Thailand Jatuh di Pedesaan, 3 Tewas

Helikopter Polisi Thailand Jatuh di Pedesaan, 3 Tewas

Sebuah tragedi udara kembali mengguncang Thailand setelah sebuah helikopter milik Kepolisian Kerajaan

Thailand dilaporkan jatuh di kawasan pedesaan pada hari Selasa pagi.

Insiden tragis ini menyebabkan tiga orang tewas di tempat, sementara satu anggota kru lainnya mengalami luka

serius dan tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat.

Peristiwa memilukan ini menambah daftar panjang kecelakaan udara yang menimpa institusi

kepolisian dan militer Thailand dalam beberapa tahun terakhir, memunculkan kekhawatiran publik terkait keselamatan armada udara milik negara.

Helikopter Polisi Thailand Jatuh di Pedesaan, 3 Tewas
Helikopter Polisi Thailand Jatuh di Pedesaan, 3 Tewas

Kronologi Kejadian

Helikopter jenis Bell 429, yang biasanya digunakan untuk operasi pengawasan udara, evakuasi medis, dan transportasi personel, dilaporkan kehilangan kontak dengan menara pengawas sekitar pukul 08.30 waktu setempat.

Pesawat tersebut sedang dalam misi rutin pengawasan dan patroli di wilayah provinsi Nakhon Sawan, sekitar 240 kilometer dari Bangkok.

Menurut laporan awal dari Kepolisian Udara Thailand, helikopter itu lepas landas dari pangkalan

udara regional dan dijadwalkan kembali dalam waktu dua jam. Namun, sekitar 40 menit setelah mengudara, komunikasi dengan kru terputus secara mendadak.

Warga desa di sekitar lokasi kejadian mengatakan mereka mendengar suara mesin bergetar keras di langit, diikuti ledakan dan kepulan asap.

Tim penyelamat yang datang beberapa saat kemudian menemukan bangkai helikopter dalam kondisi hancur di area perkebunan karet.


Korban dan Proses Evakuasi

Tiga korban yang meninggal dunia adalah dua pilot dan satu teknisi penerbangan.

Mereka semua merupakan anggota senior unit udara kepolisian dan dikenal memiliki pengalaman panjang dalam penerbangan militer.

Seorang petugas pengamat yang duduk di bagian belakang selamat dari kecelakaan namun mengalami luka bakar serius serta beberapa patah tulang.

Ia berhasil dikeluarkan dari reruntuhan dan dievakuasi menggunakan helikopter medis ke rumah sakit besar di Bangkok untuk penanganan lebih lanjut.

Evakuasi korban memerlukan waktu beberapa jam mengingat medan yang sulit dijangkau serta puing-puing yang tersebar di area luas. Aparat keamanan langsung menutup area kejadian untuk keperluan penyelidikan.


Penyelidikan dan Dugaan Sementara

Kepolisian Thailand menyatakan bahwa investigasi menyeluruh akan dilakukan untuk menentukan penyebab pasti jatuhnya helikopter. Tim gabungan dari Angkatan Udara, Otoritas Penerbangan Sipil, dan Kepolisian Nasional telah dikerahkan untuk memeriksa bangkai pesawat, merekonstruksi rute penerbangan, serta menganalisis data dari kotak hitam (black box) yang telah berhasil ditemukan.

Beberapa dugaan awal mencakup kemungkinan kerusakan teknis pada mesin atau sistem navigasi

mengingat cuaca di wilayah tersebut pada pagi hari kejadian relatif cerah dan tidak menunjukkan tanda-tanda buruk.

Namun, para penyelidik tidak menutup kemungkinan adanya faktor kesalahan manusia atau kurangnya perawatan rutin pada pesawat.


Respons Pemerintah dan Dukungan Publik

Perdana Menteri Thailand menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban dan memerintahkan investigasi penuh atas insiden ini.

Ia juga menekankan pentingnya evaluasi terhadap seluruh armada helikopter yang dimiliki lembaga pemerintah, terutama yang telah berusia lebih dari 10 tahun.

“Mereka adalah pahlawan yang gugur saat menjalankan tugas demi menjaga keamanan negara.

Kita harus memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang kembali,” ujar Perdana Menteri dalam pernyataan resminya.

Di sisi lain, masyarakat menyampaikan simpati mereka melalui berbagai platform media sosial.

Banyak yang mendesak pemerintah untuk meningkatkan anggaran pemeliharaan dan modernisasi alat utama sistem senjata, termasuk helikopter patroli yang dinilai sudah mulai menua dan berisiko tinggi.


Catatan Kecelakaan Udara di Thailand

Kecelakaan helikopter di Thailand bukan kali pertama terjadi. Dalam satu dekade terakhir, sudah beberapa kali helikopter militer maupun kepolisian mengalami insiden fatal, sebagian besar disebabkan oleh cuaca buruk atau gangguan teknis.

Pada tahun 2011, helikopter militer jenis Bell 212 jatuh di daerah pegunungan saat misi penyelamatan, menewaskan seluruh penumpangnya. Kecelakaan tersebut sempat memicu audit besar-besaran terhadap armada udara nasional.

Dengan insiden terbaru ini, tekanan terhadap pemerintah untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kelayakan armada penerbangan negara kembali menguat.

Baca juga:Tersangka Penembakan di Museum Yahudi AS Terancam Hukuman Mati

Penutup: Keselamatan Udara Harus Menjadi Prioritas

Kejadian tragis jatuhnya helikopter polisi di pedesaan Thailand menjadi pengingat keras bahwa keselamatan dalam dunia penerbangan

khususnya untuk misi-misi keamanan dan kemanusiaan, tidak boleh dikompromikan.

Pemeliharaan rutin, pelatihan intensif kru, serta pembaruan armada harus menjadi bagian integral dari kebijakan pertahanan dan keamanan nasional.

Semoga keluarga para korban diberi kekuatan, dan kejadian ini menjadi titik tolak perbaikan sistem keselamatan

penerbangan di tubuh kepolisian dan militer Thailand.

By Admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.