HP Ketinggalan Gunung Fuji, Pria Ini Nekat Kembali Setelah Dievakuasi 4 Hari Sebelumnya
Seorang pria asal Tokyo menjadi sorotan media internasional setelah aksinya yang nekat kembali mendaki Gunung Fuji hanya demi mengambil ponsel pintarnya yang tertinggal. Kejadian ini bermula saat pria tersebut, yang identitasnya dirahasiakan, mengalami kelelahan hebat saat mendaki Gunung Fuji dan harus dievakuasi oleh tim penyelamat empat hari sebelumnya.
Saat evakuasi, dalam kondisi setengah sadar, ia meninggalkan beberapa barang pribadi termasuk ponsel pintarnya. Menyadari kehilangan tersebut setelah pemulihan, pria ini memutuskan untuk kembali ke gunung tanpa koordinasi dengan otoritas setempat.

Proses Evakuasi Pertama
Empat hari sebelum aksinya kembali mendaki, pria ini ditemukan oleh tim SAR dalam kondisi dehidrasi berat dan hipotermia ringan di ketinggian sekitar 3.000 meter. Ia diketahui mendaki tanpa persiapan memadai, termasuk minimnya bekal makanan dan pakaian perlindungan.
Tim SAR berhasil menyelamatkannya setelah menerima laporan dari pendaki lain yang menemukan pria tersebut dalam kondisi lemah. Ia kemudian dirawat di rumah sakit setempat selama dua hari sebelum dipulangkan.
Alasan Nekat Kembali
Dalam wawancara singkat dengan media lokal, pria ini mengaku bahwa ponsel yang tertinggal tersebut menyimpan dokumen-dokumen penting serta foto-foto pribadi yang sangat berharga baginya.
“Itu bukan hanya soal ponsel. Ada kenangan keluarga dan dokumen pekerjaan yang tidak bisa tergantikan,” ujarnya.
Meski memahami risikonya, ia merasa terdorong secara emosional untuk kembali dan mencoba mengambil barang berharganya sendiri.
Pendakian Kedua yang Berbahaya
Tanpa melapor ke pihak pengelola Gunung Fuji, pria ini memulai pendakian kedua secara diam-diam. Ia memilih jalur yang sama dengan sebelumnya, yakni jalur Yoshida Trail, yang pada musim semi masih tertutup salju di beberapa bagian.
Pendakian ini sangat berbahaya karena kondisi cuaca yang tidak stabil, suhu rendah, dan medan yang licin. Dalam pendakian ini, ia hanya membawa peralatan minimal dan bekal seadanya.
Penyelamatan Kedua
Beruntung, beberapa pendaki lain yang tengah melakukan ekspedisi gunung melihat pria ini dalam kondisi mencurigakan. Mereka segera melapor kepada otoritas taman nasional.
Tim SAR kembali diterjunkan dan berhasil menemukan pria tersebut dalam kondisi lemah namun masih sadar. Ia kemudian dievakuasi kembali ke bawah dengan bantuan tandu khusus.
Respon Tim SAR dan Otoritas
Tim penyelamat menyatakan keprihatinan atas kejadian ini. Kepala Tim SAR Gunung Fuji mengatakan, “Kami memahami nilai sentimental yang dimiliki seseorang terhadap barang pribadinya, namun mempertaruhkan nyawa untuk itu bukanlah keputusan bijaksana.”
Otoritas setempat berencana untuk mengenakan denda administratif kepada pria tersebut atas tindakannya yang dianggap membahayakan dirinya sendiri dan orang lain.
Reaksi Publik dan Media
Berita tentang aksi nekat ini langsung viral di media sosial Jepang dan internasional. Banyak yang mengkritik tindakan pria tersebut sebagai bentuk kecerobohan ekstrem.
Namun, ada juga sebagian netizen yang menunjukkan simpati, memahami keterikatan emosional seseorang terhadap barang-barang pribadinya, terutama jika berisi kenangan berharga.
Diskusi tentang pentingnya persiapan dan kepatuhan terhadap regulasi pendakian juga ramai diperbincangkan.
Baca juga:Ledakan Besar di Pelabuhan Iran: Beberapa Kontainer Meledak, 115 Orang Luka
Risiko Pendakian Gunung Fuji di Luar Musim
Gunung Fuji memang menjadi destinasi populer di Jepang, namun pendakian di luar musim resmi (Juli hingga awal September) sangat berbahaya. Risiko yang dihadapi pendaki meliputi:
- Perubahan cuaca ekstrem secara tiba-tiba
- Jalan setapak tertutup salju dan es
- Keterbatasan bantuan medis darurat
- Jalur pendakian yang sepi
Karena itulah, pihak otoritas setempat sangat menyarankan pendakian hanya dilakukan pada musim resmi dengan peralatan lengkap dan persiapan matang.
Peraturan Baru yang Akan Diterapkan
Sebagai respons atas insiden ini, pengelola Gunung Fuji berencana untuk memperketat peraturan pendakian, terutama di luar musim resmi. Beberapa langkah yang sedang dipertimbangkan antara lain:
- Kewajiban pendaftaran resmi sebelum mendaki
- Larangan keras pendakian tanpa izin saat musim tutup
- Peningkatan patroli dan pengawasan jalur pendakian
- Edukasi lebih gencar tentang risiko mendaki di luar musim
Langkah ini diharapkan dapat mencegah kejadian serupa di masa depan.
Pelajaran yang Bisa Dipetik
Kisah ini memberikan beberapa pelajaran penting bagi para pendaki dan petualang:
- Prioritaskan Keselamatan: Tidak ada barang, bahkan seberharga apa pun, yang layak dipertaruhkan nyawa.
- Ikuti Regulasi: Kepatuhan terhadap aturan pendakian bukan sekadar formalitas, melainkan untuk keselamatan semua pihak.
- Persiapan Matang: Persiapan fisik, mental, dan perlengkapan wajib dipenuhi sebelum mendaki gunung, apalagi di luar musim.
- Komunikasi dengan Otoritas: Selalu berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi.
Kesimpulan
Aksi nekat seorang pria yang kembali mendaki Gunung Fuji demi mengambil ponselnya yang tertinggal memang mencuri perhatian banyak pihak. Meskipun alasannya emosional, keputusan tersebut menimbulkan risiko besar, tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi tim penyelamat.
Kejadian ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya menjaga keselamatan pribadi di atas segalanya dan menghormati aturan yang ada, terutama dalam aktivitas berisiko tinggi seperti pendakian gunung.
Gunung Fuji tetaplah lambang keindahan dan kekuatan alam, yang harus dihadapi dengan rasa hormat, persiapan, dan tanggung jawab.