Kecam Serangan Udara Israel Di Jalur Gaza Negara-Negara Eropa

Kecam Serangan Udara Israel

Kecam Serangan Udara Israel Di Jalur Gaza Negara-Negara Eropa dengan tegas mengecam serangan udara terbaru yang dilakukan Israel di Jalur Gaza dan menyerukan agar konflik segera dihentikan demi menghindari jatuhnya lebih banyak korban. Serangan yang terjadi pada Selasa (18/3) pagi waktu setempat tersebut dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 413 warga Palestina dan menyebabkan 562 lainnya mengalami luka-luka, menurut otoritas kesehatan di Gaza.

Uni Eropa (UE) melalui pernyataan resmi yang disampaikan oleh Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Kaja Kallas, bersama Komisioner UE Dubravka Suica dan Hadja Lahbib, mendesak Israel untuk segera menghentikan operasi militernya.

Selain itu, UE kembali menegaskan seruannya agar semua sandera yang ditahan oleh Hamas segera dibebaskan. Uni Eropa juga meminta Israel untuk menahan diri dan memastikan kelancaran masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk pasokan listrik ke Gaza tanpa hambatan.

Kecam Serangan Udara Israel Di Jalur Gaza

Negara Eropa Kecam Serangan Udara Zionis Israel di Gaza - JurnalLugas.Com

“Kami mendesak semua pihak untuk mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional. Kami meyakini bahwa negosiasi adalah satu-satunya jalan keluar untuk mencapai perdamaian jangka panjang,” bunyi pernyataan resmi tersebut.

Reaksi Keras dari Sejumlah Negara Eropa

Prancis menjadi salah satu negara yang paling vokal dalam mengecam serangan ini. Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Prancis menekankan perlunya segera menghentikan kekerasan agar upaya pembebasan sandera dapat terlaksana dan untuk melindungi warga sipil di Gaza.

Sementara itu, Perdana Menteri Malta, Robert Abela, menyampaikan kecamannya terhadap serangan tersebut melalui media sosial X. “Atas nama pemerintah Malta, saya mengutuk keras tindakan keji ini. Malta berkomitmen penuh untuk mendorong perdamaian, baik di Gaza, Ukraina, maupun di wilayah lain yang tengah berkonflik.”

Pemerintah Prancis juga mengingatkan bahwa semua pihak harus menghormati gencatan senjata yang sebelumnya telah disepakati dan kembali melibatkan diri dalam proses negosiasi guna menjamin stabilitas jangka panjang. Prancis juga mendesak pemerintah Israel untuk memastikan perlindungan bagi warga sipil serta menjamin akses terhadap pasokan air, listrik, dan bantuan kemanusiaan.

Italia dan Slovenia Menyerukan Gencatan Senjata

Dalam pidatonya di hadapan Parlemen Italia menjelang pertemuan Dewan Eropa di Brussel, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengungkapkan keprihatinannya terhadap eskalasi kekerasan di Gaza. Ia menyerukan agar gencatan senjata segera diberlakukan dan meminta semua pihak untuk mengutamakan perdamaian serta akses terhadap bantuan kemanusiaan.

“Kami mengikuti dengan penuh kekhawatiran atas konflik yang kembali membara di Gaza. Situasi ini membahayakan upaya perdamaian yang telah kami upayakan bersama, termasuk pembebasan semua sandera, penghentian kekerasan secara permanen, serta pemulihan akses kemanusiaan ke wilayah tersebut,” ujar Meloni.

Barat di antara Perang Ukraina dan Perang Gaza - ANTARA News

Slovenia juga menyerukan penghentian segera operasi militer Israel. Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Slovenia menegaskan bahwa semua pihak harus kembali ke meja perundingan demi menciptakan perdamaian abadi dan mengarah pada solusi dua negara.

“Kami meminta agar Israel segera menghentikan seluruh operasi militernya dan memastikan bahwa semua sandera yang ditahan dapat dikembalikan dengan selamat. Akses penuh terhadap bantuan kemanusiaan harus segera dipulihkan,” demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Slovenia.

Slovakia Menyoroti Kepatuhan terhadap Hukum Internasional

Menteri Luar Negeri Slovakia, Juraj Blanar, dalam konferensi persnya di New Delhi setelah menyampaikan pidato di konferensi multilateral Raisina Dialogue, menyatakan keprihatinannya atas perkembangan terbaru di Gaza. Ia menegaskan bahwa gencatan senjata yang sebelumnya diterapkan terbukti rapuh dan mengingatkan bahwa penyelesaian konflik harus tetap berpijak pada hukum internasional.

“Kami sangat prihatin dengan memburuknya situasi di Gaza. Hukum kemanusiaan internasional harus menjadi pedoman utama dalam menyelesaikan konflik ini. Semua pihak harus berkomitmen pada perundingan damai demi mencapai solusi yang berkelanjutan,” ujar Blanar.

Negosiasi yang Terhambat di Tengah Serangan

Serangan udara yang terjadi pada Selasa (18/3) menandai berakhirnya gencatan senjata yang telah berlangsung hampir dua bulan. Hal ini terjadi di tengah upaya negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata baru. Dalam perundingan tersebut, sejumlah poin penting yang menjadi perhatian adalah pembebasan sandera serta penghentian operasi militer di wilayah Gaza.

Namun, dengan berlanjutnya kekerasan, peluang untuk mencapai kesepakatan damai semakin menipis. Negara-negara Eropa terus mendesak agar negosiasi dilanjutkan dan semua pihak terlibat secara konstruktif dalam mencari solusi yang dapat mengakhiri konflik berkepanjangan ini.

Dengan semakin meningkatnya tekanan internasional, diharapkan adanya langkah nyata dari pihak-pihak yang berkonflik untuk segera mencapai solusi damai demi keselamatan warga sipil dan stabilitas kawasan secara keseluruhan.

Baca Juga : Serangan Udara Dari Israel Jantung Kota Damaskus Sasar Markas

By Admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.