Korban Tewas New Delhi Bertambah 18 Orang Insiden Berdesakan Jumlah korban meninggal akibat insiden kepadatan penumpang yang terjadi Stasiun Kereta Api New Delhi terus bertambah. Hingga saat ini, dilaporkan sebanyak 18 orang kehilangan nyawa, sementara 15 orang lainnya mengalami luka-luka akibat peristiwa tersebut.
Kejadian tragis ini berlangsung pada Sabtu malam, 15 Februari 2025. Insiden bermula ketika ratusan penumpang memadati peron nomor 12 dan 14 guna menunggu keberangkatan kereta menuju Prayagraj, lokasi penyelenggaraan Maha Kumbh, sebuah festival keagamaan berskala besar. Akibat kepadatan yang tidak terkendali, terjadi aksi saling dorong yang berujung pada insiden fatal.
Berdasarkan hasil investigasi awal yang dilakukan oleh pihak Kepolisian Delhi, kepanikan penumpang dipicu oleh kesalahpahaman mengenai jadwal keberangkatan dua kereta berbeda, yakni ‘Prayagraj Express’ dan ‘Prayagraj Special’. Banyak penumpang yang mengira mereka akan tertinggal kereta, sehingga berusaha masuk dengan tergesa-gesa, menyebabkan kepadatan yang berujung pada insiden naas tersebut.
Korban Tewas New Delhi Bertambah 18 Orang
Menurut keterangan yang diberikan oleh sumber kepolisian India, situasi di lokasi kejadian semakin tidak terkendali karena banyak penumpang yang mengalami kebingungan saat menunggu kedatangan kereta. Hal ini diperparah dengan kurangnya koordinasi yang memadai untuk mengatur aliran penumpang di area stasiun.
Dari 18 korban yang dinyatakan meninggal dunia, terdapat tiga anak perempuan berusia tujuh, delapan, dan lima belas tahun. Selain itu, seorang wanita muda berusia 24 tahun, sembilan perempuan berusia antara 35 hingga 45 tahun, serta seorang wanita lanjut usia berusia 70 tahun turut menjadi korban dalam insiden ini. Sementara itu, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, seorang pria berusia 25 tahun, serta dua pria lainnya yang berusia 45 dan 47 tahun juga kehilangan nyawa.
Selain korban meninggal, terdapat 15 orang lainnya yang mengalami luka-luka. Dari jumlah tersebut, sembilan di antaranya merupakan laki-laki dan enam lainnya adalah perempuan. Tiga orang korban mengalami luka serius dan tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit terdekat, sedangkan 12 lainnya mengalami luka ringan dan telah mendapatkan penanganan medis yang diperlukan.
Lebih lanjut, pihak kepolisian menyebutkan bahwa pada saat kejadian, terdapat empat kereta yang dijadwalkan berangkat menuju Prayagraj. Namun, tiga di antaranya mengalami keterlambatan, sehingga menyebabkan kepadatan yang tidak terduga di area peron stasiun. Keterlambatan tersebut mengakibatkan penumpukan penumpang yang semakin sulit dikendalikan, terlebih dengan jumlah peziarah yang sangat banyak menjelang perayaan Maha Kumbh.
Menanggapi insiden ini, Kementerian Perkeretaapian India telah mengumumkan serangkaian langkah antisipatif guna mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. Salah satu kebijakan yang segera diterapkan adalah peningkatan sistem pengelolaan arus penumpang serta optimalisasi pengamanan di area stasiun yang diperkirakan akan mengalami lonjakan jumlah penumpang.
Akibat Insiden Berdesakan
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Northern Railway telah mengambil keputusan untuk mengoperasikan empat kereta tambahan guna mengurangi kepadatan penumpang yang menuju Prayagraj. Langkah ini diharapkan dapat membantu memperlancar arus perjalanan bagi para peziarah dan wisatawan yang hendak menghadiri perayaan Maha Kumbh.
Selain itu, pihak berwenang juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem manajemen penumpang di Stasiun Kereta Api New Delhi. Fokus utama dalam evaluasi ini adalah peningkatan sistem informasi bagi para penumpang, sehingga tidak terjadi lagi kebingungan terkait jadwal keberangkatan kereta yang dapat memicu kepanikan.
Para ahli transportasi menilai bahwa insiden ini mencerminkan pentingnya sistem pengelolaan transportasi publik yang lebih baik, terutama dalam menghadapi lonjakan penumpang pada periode tertentu. Mereka menyoroti perlunya perencanaan yang lebih matang dalam menyusun jadwal keberangkatan kereta serta meningkatkan kapasitas layanan pada momen-momen penting seperti perayaan keagamaan berskala besar.
Masyarakat yang berada di lokasi kejadian mengungkapkan kesedihan mereka atas tragedi ini. Banyak dari mereka yang menyaksikan langsung kepadatan penumpang yang tidak terkendali sebelum insiden terjadi. Beberapa saksi mata mengaku bahwa sebelum peristiwa naas itu terjadi, situasi di peron telah menunjukkan tanda-tanda kepadatan berlebih yang berisiko, namun tidak ada tindakan pencegahan yang cukup cepat dari pihak terkait.