Pendonor Anonim Beri Kehidupan & Edukasi Untuk Banyak Orang Di tengah keheningan aula pameran di Universitas Kedokteran Tianjin, yang terletak di Kota Tianjin, China bagian utara, seorang sukarelawan bernama Xing Yunjing (67) dengan penuh kehati-hatian menempelkan sebuah stiker di dinding memorial.
Stiker tersebut menambahkan nama baru pada daftar panjang para pendonor tubuh, sebuah penghargaan bagi mereka yang telah mendonasikan tubuh mereka demi kemajuan ilmu medis.
Xing menambahkan 229 nama baru pada dinding memorial tersebut, bertepatan dengan peringatan Hari Bersih-Bersih Makam yang jatuh pada Jumat (4/4). Dengan demikian, jumlah nama yang tercantum di memorial tersebut kini mencapai 1.200.
Dalam kurun waktu delapan tahun terakhir, Xing yang merupakan seorang pensiunan telah mendampingi hampir 400 keluarga dalam memenuhi keinginan terakhir orang-orang terkasih mereka sebelum meninggal dunia. Para pendonor tersebut terdiri dari berbagai latar belakang, mulai dari veteran militer hingga anak muda yang hidupnya singkat karena sakit parah, namun semuanya memilih untuk mendonasikan tubuh atau organ mereka demi ilmu pengetahuan.
Xing mengungkapkan bahwa usia pendonor sangat beragam, mulai dari anak berusia satu tahun hingga lansia berumur 106 tahun. “Tidak peduli berapa pun usia mereka, semua pendonor ini telah menunjukkan cinta yang tulus kepada dunia dengan memberikan tubuh mereka untuk tujuan pendidikan dan penelitian,” ujar Xing penuh haru.
Pendonor Anonim Beri Kehidupan & Edukasi
Xing Yunjing sendiri tergerak menjadi sukarelawan pada tahun 2017, setelah pensiun. Keputusan ini didorong oleh pengalaman pribadi, di mana orang tua dan pamannya juga merupakan pendonor tubuh. Terinspirasi oleh tindakan mulia keluarganya, Xing memutuskan untuk membantu lebih banyak orang yang ingin mendonasikan tubuh atau kornea mereka demi kemajuan ilmu medis.
Secara tradisional, masyarakat China menganggap bahwa pemakaman adalah simbol kedamaian bagi jiwa yang telah meninggal. Pandangan ini sempat membuat donasi tubuh atau organ sulit diterima oleh masyarakat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pandangan tersebut mulai bergeser. Kini, semakin banyak orang yang secara sukarela mendaftarkan diri sebagai pendonor tubuh atau organ, mengingat pentingnya kontribusi mereka bagi dunia medis.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Pusat Administrasi Donasi Organ China, hingga saat ini lebih dari tujuh juta warga China telah secara sukarela mendaftarkan diri sebagai pendonor tubuh atau organ. Peningkatan kesadaran ini menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam cara pandang masyarakat terhadap donasi tubuh.
Kontribusi Mulia untuk Dunia Medis
Jiang Kui, seorang dokter di departemen gastroenterologi di Rumah Sakit Umum Universitas Kedokteran Tianjin, mengaku terkejut ketika menemukan nama gurunya, Zhang Hongjun, dan istrinya, terpampang di dinding memorial tersebut. Jiang mengungkapkan rasa terharunya melihat bahwa pasangan lansia tersebut telah mendonasikan tubuh mereka demi pendidikan medis.
“Mereka telah mengabdikan hidup mereka, dan pada akhirnya tubuh mereka juga diserahkan untuk pendidikan. Ini adalah bentuk pengabdian yang sangat menginspirasi. Saya merasa sangat tersentuh melihat nama mereka di memorial ini,” ujar Jiang. Ia menambahkan bahwa tubuh pasangan lansia tersebut akan menjadi sumber pembelajaran bagi para mahasiswa kedokteran, membantu mereka menjadi praktisi medis yang kompeten.
Kesadaran Mahasiswa Akan Arti Donasi
Han Yuxi, seorang mahasiswa tingkat dua di universitas tersebut, mengakui bahwa pada awalnya ia tidak memahami makna mendalam dari para pendonor ketika menjalani kelas anatomi. Namun, ketika menyentuh nama-nama di dinding memorial, ia menyadari bahwa kontribusi para pendonor telah memperluas cakrawala pengetahuan medis.
“Dulu, saya tidak pernah membayangkan bahwa di balik setiap jenazah yang kami pelajari, ada kisah hidup yang luar biasa. Kini, saya sangat menghargai kontribusi mereka. Donasi ini tidak hanya memperkaya ilmu medis, tetapi juga menunjukkan betapa besar rasa kepedulian mereka terhadap masa depan kesehatan manusia,” ungkap Han Yuxi dengan nada penuh hormat.
Makna Donasi dalam Budaya China
Menghadapi perubahan zaman, masyarakat China kini mulai menerima gagasan bahwa mendonasikan tubuh atau organ adalah bentuk bakti yang mulia dan bermakna. Meskipun masih ada sebagian masyarakat yang mempertahankan pandangan tradisional, jumlah orang yang secara sukarela mendonasikan tubuh mereka terus meningkat.
Melalui upaya edukasi dan peningkatan kesadaran, para sukarelawan seperti Xing Yunjing berperan penting dalam menginspirasi orang lain agar bersedia mendonasikan tubuhnya untuk ilmu pengetahuan. Mereka menyadari bahwa melalui donasi ini, mereka meninggalkan warisan berharga bagi perkembangan dunia medis.
Kesimpulan
Donasi tubuh dan organ tidak hanya memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dan penelitian medis, tetapi juga merupakan wujud cinta kasih yang nyata terhadap sesama. Dengan semakin meningkatnya jumlah pendonor di China, harapannya akan ada lebih banyak peluang bagi mahasiswa kedokteran untuk belajar dan lebih banyak pasien yang terbantu. Melalui kontribusi tanpa pamrih ini, para pendonor menunjukkan bahwa hidup mereka tetap berarti bahkan setelah meninggal dunia.
Baca Juga : Korsel Rencanakan Pemilu Presiden Baru Pada 3 Juni Tahun 2025