Serangan Pasukan Kelompok Paramiliter Di Sabrein Tewaskan 54

Serangan Pasukan Kelompok Paramiliter

Serangan Pasukan Kelompok Paramiliter Di Sabrein Tewaskan 54 Serangan di sebuah pasar di kota Omdurman oleh kelompok paramiliter Sudan
(RSF) yang melawan militer negara itu menewaskan sekitar 54 orang.

Serangan Pasukan Dukungan Cepat di Pasar Sabrein juga melukai sedikitnya 158 orang, kata Kementerian Kesehatan Sudan dalam sebuah pernyataan.

Dikutip dari laman Japan Today, Minggu (2/2) itu adalah serangan terbaru dalam serangkaian serangan mematikan dalam perang saudara yang meningkat
yang telah menghancurkan negara Afrika timur laut itu.

Serangan Pasukan Kelompok Paramiliter

Konflik Sudan

Khalid al-Aleisir, menteri kebudayaan dan juru bicara pemerintah, mengutuk serangan itu, dengan mengatakan bahwa korban termasuk banyak wanita dan anak-anak.

Dia juga mengatakan, serangan itu menyebabkan “kerusakan luas pada properti pribadi dan publik.”

“Tindakan kriminal ini menambah catatan berdarah milisi ini,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional.”

Serikat Dokter Sudan mengutuk serangan RSF. Dikatakan satu peluru menghantam beberapa meter dari rumah sakit al-Naw, yang menerima sebagian besar korban pasar.

Dikatakan sebagian besar jenazah yang dibawa ke rumah sakit adalah perempuan dan anak-anak, seraya menambahkan bahwa rumah sakit tersebut sangat kekurangan
tim medis, terutama dokter bedah dan perawat.

Konflik di Sudan dimulai pada April 2023 ketika ketegangan yang membara antara para pemimpin militer dan RSF meledak menjadi pertempuran terbuka di ibu kota,
Khartoum, dan kota-kota lain di seluruh negara Afrika timur laut yang luas itu.

Serangan Paramiliter hari Sabtu adalah tragedi terbaru dalam perang saudara yang brutal di negara itu. Minggu lalu, sekitar 70 orang tewas dalam serangan RSF di satu-satunya rumah sakit
yang berfungsi di kota El Fasher yang terkepung di wilayah barat Darfur.

Konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 28.000 orang, telah memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka dan telah membuat beberapa keluarga makan rumput dalam
upaya putus asa untuk bertahan hidup saat kelaparan melanda sebagian negara itu.

Perang ini ditandai dengan kekejaman berat termasuk pembunuhan dan pemerkosaan yang bermotif etnis, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kelompok hak asasi manusia.

By Admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.