Trump Ingin Membeli Gaza Dan Langsung Dikecam Oleh Hamas Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Minggu 9/2/2025 menegaskan komitmennya untuk mengakuisisi Jalur Gaza sebagai bagian dari rencana kontroversialnya di Timur Tengah. Dalam pernyataannya, Trump mengungkapkan bahwa ia membuka peluang bagi negara-negara di kawasan Timur Tengah untuk turut serta dalam upaya rekonstruksi wilayah tersebut setelah mengalami kehancuran akibat konflik berkepanjangan.
“Saya memiliki komitmen penuh untuk membeli dan memiliki Gaza,” ujar Trump kepada para jurnalis saat berada di dalam pesawat kepresidenan Air Force One dalam perjalanan menuju New Orleans guna menghadiri ajang final kejuaraan National Football League (NFL) Super Bowl.
Trump Ingin Membeli Gaza Dikecam Oleh Hamas
Trump menekankan bahwa kondisi Gaza saat ini tidak lagi layak untuk dihuni karena tingkat kerusakan infrastruktur yang sangat parah. Ia juga menyampaikan niatnya untuk merombak wilayah tersebut secara menyeluruh. Selain itu, Presiden AS ke-45 itu mengisyaratkan kemungkinan menerima sejumlah pengungsi Palestina ke Amerika Serikat, meskipun keputusan terkait akan dilakukan melalui evaluasi ketat dan berdasarkan setiap kasus individu.
Namun, pernyataan Trump tersebut langsung menuai reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk dari Hamas. Salah satu anggota biro politik kelompok tersebut, Ezzat El Rashq, menegaskan bahwa Gaza bukanlah entitas yang dapat diperjualbelikan dan merupakan bagian integral dari wilayah Palestina.
“Gaza bukanlah barang dagangan yang dapat diperjualbelikan. Ini adalah tanah yang sah milik rakyat Palestina, dan kami akan menolak setiap upaya untuk mengubah statusnya,” tegas Rashq dalam pernyataannya yang dikutip oleh Reuters pada Senin (10/2/2025).
Sebelumnya, Trump juga sempat mengutarakan rencananya untuk secara permanen merelokasi penduduk Palestina dari Gaza serta menciptakan kawasan yang ia sebut sebagai “Riviera Timur Tengah”. Namun, hingga saat ini, tidak ada kejelasan mengenai nasib warga Palestina yang telah menjadi korban serangan yang berlangsung sejak Oktober 2023, ketika Israel melancarkan operasi militernya sebagai respons terhadap serangan yang dilakukan oleh Hamas.
Membuat Kecaman Dunia
Pernyataan Trump mengenai rencana akuisisi Gaza tersebut memicu kecaman dari berbagai pemimpin dunia. Beberapa negara menganggap pernyataan tersebut sebagai bentuk intervensi yang tidak dapat dibenarkan serta bertentangan dengan hukum internasional.
Pada hari yang sama, Presiden Israel Isaac Herzog mengonfirmasi bahwa Trump dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi serta Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Meskipun belum ada kepastian mengenai waktu pertemuan tersebut, Herzog menekankan pentingnya mendengar aspirasi dari para mitra regional guna merancang solusi yang lebih berkelanjutan bagi masa depan kawasan tersebut.
Dengan meningkatnya ketegangan di kawasan, banyak pihak menilai bahwa langkah Trump ini dapat memperumit situasi geopolitik di Timur Tengah, terutama dalam upaya mencari solusi damai bagi konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade.