Serangan Udara Dari Israel Bunuh Sebanyak 60 Orang Di Gaza serangkaian serangan udara dan tembakan yang dilancarkan oleh militer Israel pada Rabu, 12 Juni 2025.
Insiden ini terjadi di beberapa titik di Jalur Gaza, termasuk di sekitar pusat distribusi bantuan pangan yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga yang diketahui mendapat dukungan dari pihak Amerika Serikat serta pemerintah Israel.
Informasi tersebut disampaikan oleh otoritas medis di wilayah tersebut dan dikutip oleh kantor berita internasional pada Kamis (12/6).
Menurut pejabat medis di dua rumah sakit utama di Gaza, yaitu Rumah Sakit Shifa dan Rumah Sakit Al-Quds, sekitar 25 orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat tembakan ketika mereka sedang mendekati fasilitas distribusi bantuan di wilayah yang sebelumnya merupakan permukiman Yahudi Netzarim.
Serangan Udara Dari Israel Bunuh 60 Orang
Insiden tersebut terjadi sebelum fajar, di area yang diketahui sebagai zona distribusi bantuan kemanusiaan. Kawasan tersebut sebelumnya telah ditetapkan oleh otoritas militer Israel sebagai wilayah dengan aktivitas militer aktif.
Dalam pernyataannya, pihak Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa pasukannya telah melepaskan tembakan peringatan pada malam hari ke arah sekelompok individu yang dianggap mencurigakan.
Menurut mereka, kelompok tersebut dianggap menimbulkan ancaman terhadap keselamatan personel militer di wilayah yang mereka sebut sebagai Koridor Netzarim.
“Meskipun telah diberikan peringatan mengenai status kawasan tersebut sebagai zona operasi militer, terjadi pergerakan kelompok yang mencurigakan. Kami saat ini sedang menelaah lebih lanjut laporan terkait korban luka dalam insiden tersebut,” demikian pernyataan resmi dari IDF.
Sementara itu, dalam serangan terpisah yang terjadi pada hari yang sama di kawasan Rafah, sebelah selatan Jalur Gaza, otoritas kesehatan di Rumah Sakit Nasser melaporkan bahwa 14 warga sipil Palestina turut menjadi korban jiwa.
Mereka diketahui sedang menuju salah satu lokasi distribusi milik Gaza Humanitarian Foundation sebelum akhirnya menjadi sasaran tembakan militer.
Tuduhan Serangan oleh Hamas
Dalam perkembangan lain, pihak GHF pada Rabu malam menyampaikan tuduhan serius terhadap kelompok Hamas. Melalui siaran pers, organisasi tersebut menyatakan bahwa sedikitnya lima orang tewas akibat serangan bersenjata yang dilakukan oleh Hamas terhadap sebuah bus yang mengangkut dua lusin staf GHF menuju lokasi kerja mereka.
“Kami tetap berkomitmen untuk melanjutkan misi kemanusiaan ini dan akan terus mendistribusikan bantuan kepada masyarakat Gaza yang membutuhkan,” ujar perwakilan lembaga tersebut dalam pernyataan tertulis.
GHF juga mengungkapkan bahwa mereka belum mendapatkan informasi lengkap terkait insiden yang melibatkan korban sipil pada hari yang sama.
Namun demikian, mereka menegaskan bahwa kerja sama dengan otoritas keamanan Israel terus dijalankan guna memastikan jalur distribusi yang aman dapat dipertahankan. Mereka menekankan pentingnya warga sipil untuk menaati arahan keamanan secara cermat guna menghindari risiko yang tidak diinginkan.
“Solusi jangka pendek yang paling realistis adalah meningkatkan volume bantuan yang dapat menjangkau masyarakat. Dengan distribusi yang lebih merata, ketegangan dan desakan di lapangan dapat dikurangi secara signifikan,” tulis GHF dalam tanggapan melalui surat elektronik kepada lembaga pemberitaan Reuters.
Bantuan Belum Mencukupi
GHF mencatat bahwa pada hari Rabu itu mereka berhasil mendistribusikan sekitar 2,5 juta porsi makanan kepada penduduk Gaza, yang merupakan jumlah tertinggi sejak lembaga ini mulai beroperasi di kawasan tersebut pada akhir Mei. Dengan tambahan tersebut, total bantuan yang telah mereka salurkan sejak memulai operasinya tercatat mencapai lebih dari 16 juta paket makanan.
Namun demikian, menurut data dari Kementerian Kesehatan di Gaza yang berada di bawah kendali Hamas, jumlah korban jiwa yang jatuh sejak pembagian bantuan dimulai tercatat mencapai 163 orang. Selain itu, lebih dari 1.000 orang mengalami luka-luka ketika mencoba memperoleh jatah makanan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan keprihatinan mendalam terhadap peningkatan korban sipil dalam distribusi bantuan tersebut. PBB menyampaikan kecaman terhadap cara pendistribusian bantuan yang dilakukan oleh GHF, khususnya karena pelaksanaannya dinilai melibatkan kontraktor swasta serta pengawalan militer dari Israel.
Menurut PBB, praktik tersebut tidak sejalan dengan prinsip dasar kemanusiaan dan bertentangan dengan standar distribusi bantuan internasional yang netral.
Di sisi lain, sejumlah negara dan organisasi kemanusiaan turut menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya ketidakamanan di Jalur Gaza, terutama bagi warga sipil yang hanya berusaha untuk memperoleh makanan dan bantuan pokok.
Banyak pihak menyerukan dilakukannya gencatan senjata kemanusiaan, serta evaluasi ulang terhadap mekanisme distribusi bantuan agar keselamatan warga tetap menjadi prioritas utama.
Baca Juga : AS Tangkap Ilmuwan China, Diduga Selundupkan Sampel Cacing
Di luar insiden-insiden utama tersebut, Kementerian Kesehatan Gaza juga melaporkan bahwa sedikitnya 11 warga Palestina lainnya tewas dalam serangan udara dan tembakan yang dilancarkan secara terpisah oleh militer Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza pada hari yang sama.
Serangan-serangan ini turut memperparah situasi keamanan dan menambah beban fasilitas medis yang telah berada di ambang kapasitas maksimum sejak konflik berkepanjangan ini berlangsung.